Masyarakat
Desa dan Perkotaan yang Saling Ketergantungan Apakah Baik?
(Masyarakat Pedesaan
dan Masyarakat Perkotaan)
Pada mulanya
masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya
masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan
melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Masyarakat Perkotaan
Pengertian masyarakat
perkotaan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Secara umum,
masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam.
Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan
kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat
perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang
harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan
lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan
bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat
perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang
dijelaskan di atas.
Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan
desa menurut Sutardjo Kartohadikusuma adalah suatu
kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri.
Menurut Bintarto desa merupakan perwujudan atau persatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik, dan kultural yang terdapat di situ (suatu daerah) dalam hubungannya
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan menurut Paul
H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Secara umum,
masyarakat pedesaan lebih bersosialisasi dengan kepribadian yang sederhana.
Masyarakat pedesaan itu lebih bisa bersosialisasi dengan orang-orang di
sekitarnya, sehingga mereka hampir hafal semua penduduk yang tinggal di desa.
Masyarakat pedesaan juga sangat ramah terhadap orang asing yang belum
dikenalnya. Untuk kepribadian, masyarakat pedesaan lebih terkesan santai karena
kerjanya tidak terlalu berat seperti masyarakat perkotaan. Pola interaksi
masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan dan bersifat horizontal
serta mementingkan kebersamaan. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan
timbul karena adanya kesamaan-kesamaan kemasyarakatan.
Karakteristik umum
masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan
masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan
serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak
berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait
dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
·
Sederhana
·
Mudah
curiga
·
Menjunjung
tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
·
Mempunyai
sifat kekeluargaan
·
Lugas
atau berbicara apa adanya
·
Tertutup
dalam hal keuangan mereka
·
Perasaan
tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
·
Menghargai
orang lain
·
Demokratis
dan religius
·
Jika
berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara
beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan
dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan
santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan
karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan
kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat
perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Perbedaan masyarakat
kota dan masyarakat desa :
1.
Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat pedesaan
berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk
yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam.
Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari
realitas alam.
2.
Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata
pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yang
bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
3.
Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan
biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4.
Kepadatan Penduduk, Penduduk desa
kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan degan kepadatan penduduk kota,
kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan klasifikasi
dari kota itu sendiri.
5.
Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau
persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat
dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari
orang-orang degan macam-macam perilaku dan juga bahasa, penduduk di kota lebih
heterogen.
6.
Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota
berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7.
Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam
masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas
yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua
tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1.
Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah
peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.
Di
kota-kota, kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan
politik dan agama dan sebagainya.
3.
Jalan
pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
4.
Interaksi-interaksi
yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada
kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang
membedakan antara karakteristik masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena
itu, banyak orang-orang dari perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari
ketenangan, sedangkan sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke
kota mencari kehidupan dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
Ada beberapa ciri yang
mencolok pada masyarakat pedesaan, yaitu :
1.
Kehidupan
keagamaan sangat erat dalam diri masyarakat pedesaan
2.
Mempunyai
pergaulan hidup yang saling mengenal antara ribuan jiwa
3.
Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi oleh
alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang
bukan agraris adalah bersifat sambilan
4.
Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan
5.
Di
dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat
6.
Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencarian, agama, adat istiadat dan
sebagainya
7.
Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
Setelah apa yang sudah
dijelaskan di atas, terdapat ciri-ciri yang menjadi dasar perbedaan antara
masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut :
·
Jumlah
dan kepadatan penduduk
·
Lingkungan
hidup
·
Mata
pencaharian
·
Corak
kehidupan sosial
·
Stratifikasi
sosial
·
Mobilitas
sosial
·
Pola
interaksi sosial
·
Pola
solidaritas sosial
·
Kedudukan
dalam hierarki sistem administrasi nasional
.
Untuk lebih jelasnya dan memudahkan memahami tentang
perbedaan masyarkat desa dan masyarakat kota ini dapat kita lihat dalam tabel
dibawah ini :
-----
TABEL
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
|
|||
NO
|
ASPEK
|
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
1.
|
Lingkungan
dan orientasi terhadap alam
|
Kenyataan
alam sangat menunjang kehidupan
|
Cenderung
bebas dari kenyataan alam
|
2.
|
Pekerjaan/
mata pencaharian
|
Yang
menonjol adalah bertani, nelayan, beternak
|
Beraneka
ragam dan terspesialisasi
|
3.
|
Ukuran
komunitas
|
Lebih
kecil dengan tingkat kepadatan rendah
|
Lebih
besar dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
|
4.
|
Homogenitas/
heterogenitas
|
Homogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
|
Heterogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
|
5.
|
Pelapisan
sosial
|
Ukuran
pada kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
|
Ukuran
pada kekayaan materi, tingkat pendidikan,Kesenjangan sosial relatif besar.
|
6.
|
Mobilitas
Sosial
|
Relatif
kecil karena masyarakat homogen
|
Relatif
besar karena masyarakat heterogen
|
7.
|
Interaksi
Sosial
|
Bentuk
umum adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung bersifat
informal
|
Bentuk
umum adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung bersifat formal.
|
8.
|
Pengawasan
Sosial
|
Kualitas
pribadi tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan pengalaman
|
Kualitas
pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
9.
|
Pola
Kepemimpinan
|
Kualitas
pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman
|
Kualitas
pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
10.
|
Solidaritas
Sosial
|
Solidaritas
sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam berbagai macam
kegiatan
|
Solidaritas
masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
|
11.
|
Nilai dan
sistem Nilai
|
Cenderung memegang teguh nilai
agama, etika, dan moral
|
Cenderung
berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
|
http://visiuniversal.blogspot.com/
|
Solusi : masyarakat perkotaan
dan masyarakat pedesaan saling berhubungan itu baik. Masyarakat perkotaan dan
masyarakat pedesaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama
lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang
erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan
seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga
kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu dikota, misalnya saja buruh bangunan
dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya
atau jembatan dan tukang becak
http://aghamisme.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-masyarakat-desa-dan-kota.html
0 Response to "Masyarakat Desa dan Perkotaan yang Saling Ketergantungan Apakah Baik?"
Post a Comment