Ilmu
lingkungan merupakan “ekologi” yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya
kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan
lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini
mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan
juga dimaknai sebagai suatu studi (kajian) yang sistematis mengenai lingkungan
hidup dan kedudukan manusia yang layak di dalamnya. Perbedaan utama “ilmu
lingkungan” dan “ekologi” adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan
yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak
perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan
kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan
lingkungan hidupnya secara menyeluruh.
Ilmu
lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi,
ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu
tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk
mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup
dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari
”ekologi”.
1.2 Tujan Penulisan
Tujuan
penulisan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari ekologi dan
ilmu lingkungan. Berikut di bawah ini merupakan tujuannya.
1. Mengetahui
pengertian ekologi dan ilmu lingkungan.
2. Mengetahui
keterkaitan diantara keduanya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Ekologi dan Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari
kata Yunani oikos yang berarti habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa
ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,
binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana
kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi
merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa
yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi
didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau
kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari
alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran
potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan
sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari
pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Pengertian
akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh beberapa ahli
lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah jumlah
semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan pengertian
lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia
dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan
mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan,
1987:1). Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai
berikut (Ehrlich, Holdren, 1973:38):
“For our purpose, the environment is the unique skin of soil, water,
gaseous, atmosphere, mineral nutrients, and organisms that covers this
otherwise undistinguished planet”.
Pemerintah
Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan
pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Sesuai
dengan pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu diketahui tentang adanya
pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang ditentukan
dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas
empat macam, yaitu :
Lingkungan
fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis
:tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya
Lingkungan biologi
(organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
Lingkungan Sosial ,
terdiri dari :
Fisiososial, yaitu yang
meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya
Biososial manusia dan
bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta
tumbuhan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari
sumber organik
Psikososial, yaitu yang
berhubungan dengan tabiat bathin manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan,
keyakinan. Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan
lain-lain
Lingkungan Komposit,
yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga
masyarakat
Tetapi ada juga beberapa
sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :
Lingkungan fisik
(Physical Environment), yaitu segala
sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar, gedung
dan lainnya
Lingkungan biologis
(Biological Environment), yaitu segala
sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia, hewan,
tumbuhan dan lainnya
Lingkungan Sosial (Social
Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau
kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan
2.2 Pokok- Pokok Ilmu Lingkungan Dan Ekologi
Mahluk
hidup lain bukan sekedar kawan hidup bersama manusiasecara pasiv atau netral,
melainkan sangat terkait dengan mereka,tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup
sebagai contoh, bagaimana bila di bumi ini tidak ada oksigen dan makanan? dari
tumbuhan dan hewan manusia memperoleh materi dan energi sebaiknya disadari,
bahwa manusia membutuhkan mahluk hiduplain untuk kelangsungan hidupnya
(manusia, tumbuhan, hewan, jasadrenik) yang menempati ruang tertentu, di mana
dalam ruang tersebutterdapat benda tidak hidup (abiotik) berupa tanah, air dan
udara Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
Jenis dan jumlah
masing-masing unsur lingkungan tersebut
Lingkungan
yang terdiri dari (10) manusia, (1) anjing,(3) burung, (1)pohon kelapa, (1) bukit
batu, akan berbeda sifatnya dengan lingkunganyang terdiri dari (1) manusia,
(10) anjing, tertutup rimbun pohon bambo,tanpa bukit batu (rata).
hubungan atau interaksi
antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut
Dua ruangan yang luasnya
sama, dilengkapi perabot yang sama pulanamun dengan lay out berbeda, akan
menghasilkan sifat ruangan yangberbeda pula.
faktor kelakuan (kondisi)
unsur lingkungan hidup
Sebagai
contoh, kota dengan penduduk yang aktif dan bekerja kerasakan memiliki
lingkungan yang lain dengan sebuah kota yang sikappenduduknya santaidan malas
bekerja. Atau, lingkungan daerah yangberlahan landai dan subur dengan yang
berlereng dan tererosi.
non material
lingkungan
panas, silau, dan bising akan berbeda dengan lingkungan sejuk yang dengan cahaya
cukup tapi tenang.
Dalam
ekologi hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem) bersifat
objektif, manusia dipandang sama dengan mahluk hidup lain, pandangan hubungan
antara manusia dengan lingkungan bersifat subyektif. Dalam ilmu lingkungan
manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia,
tetapimanusia juga harus mempunya tanggung jawab yang paling besar terhadap
lingkunanya dimana tanggung jawab ini tidak mungkin diserahkan kepada mahluk
hidup lain. Disinilah perlunya kita mempelajari lingkungan hidup, agar kita
dapat menempatkan diri sesuai dengan porsinya didalam lingkungan yang harus
kita jaga. Adapun perbedaan utama antara Ilmu lingkungan dan ekologi adalah
adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat, batu, dan menyeluruh
tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam.
Misi
tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan
keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan secara menyeluruh. Ilmu lingkungan
juga tidak lepas dari perilaku manusia itu sendiri sebagai suatu komponen
lingkungan yang paling dominan. Sebab manusia senantiasa mengolah, mengambil
dan mengembangkan sesuatu yang ada di alam itu sendiri. Untuk mencapai
keseimbangan lingkungan, otomatis diperlukan kesadaran dari manusia agar merasa
memiliki dan mencintai segenap mahluk h idup dan alam lingkungannya sebagai
tempat hidupnya.
2.3 Konsep Ekologi
Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup
dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk
hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi
dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan
ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat
tropik. Hubungan keterkaitan dan
ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam
kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu
komponen akan memengaruhi komponen lainnya.
Homeostatis
adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada
dalam keseimbangan. Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri
seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan
demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia
cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan
kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan,
lingkungan, dan yang terakhir manusia.
2.4 Masalah Lingkungan dan Penyebab Kerusakan
Lingkungan
Masalah
lingkungan adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan
biofisik. Environmentalisme, sebuah
gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai di tahun 1960, fokus pada penempatan
masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme. Masalah lingkungan
terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan iklim, polusi, dan
hilangnya sumber daya alam. Gerakan konservasi mengusahakan proteksi terhadap
spesies terancam dan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara
ekologis. Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat melalui
sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains lingkungan saat ini adalah
studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan penelitian di
berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini berguna sebagai basis mengenai
masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah dikumpulkan dan dilaporkan dalam
publikasi pernyataan lingkungan.
Berdasarkan
faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Bentuk
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam.
Berbagai bentuk bencana
alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak
rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher
yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang
dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya
yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi
terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat
keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan
oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik,
menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak,
dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat
mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung
racun.
5) Material padat
(batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
a. Gempa
bumi
Gempa bumi adalah getaran
kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan
magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan
lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun
manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh
karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan
dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa
peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan
roboh.
2) Tanah di permukaan
bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat
guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat
rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di
dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
b. Angin
topan
Angin
topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke
kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan
suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan
Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi
wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti
Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi
Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya
gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto
satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya
angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung)
dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal
pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan
penerbangan.
4) Menimbulkan ombak
besar yang dapat menenggelamkan kapal.
Kerusakan Lingkungan
Hidup karena Faktor Manusia
Manusia
sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke
bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang
dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan
generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak
buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan
lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
Terjadinya pencemaran
(pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan
industri.
Terjadinya banjir,
sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam
menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
Terjadinya tanah longsor,
sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia
yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan
lingkungan hidup antara lain:
Penebangan hutan secara
liar (penggundulan hutan).
Perburuan liar.
Merusak hutan bakau.
Penimbunan rawa-rawa
untuk pemukiman.
Pembuangan sampah di
sembarang tempat.
Bangunan liar di daerah
aliran sungai (DAS).
Pemanfaatan sumber daya
alam secara berlebihan di luar batas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan berisi jawaban dari
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut di bawah ini merupakan
tujuannya.
Ekologi berasal dari
katabahasaYunani oikos yang berarti habitat dan logos yang berarti ilmu.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Pemerintah
Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Keterkaitan
Ekologi dan ilmu lingkungan ini memberikan pengarahan kepada kita agar kita
lebih sadar, bertanggung jawab dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan
hidup secara menyeluruh. Karena kerusakan lingkungan hidup sebagian besar di
lakukan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
0 Response to "EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN"
Post a Comment