Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan dan Upaya
Pelestariannya
1. Pengertian
Ekologi
Orang yang pertama kali
memperkenalkan istilah ekologi adalah Earns Haeckel (1834 – 1919) pada tahun
1860. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oikos” yang berarti rumah
dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah ilmu tentang
mahkluk hidup dalam rumahnya, atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang
rumah tangga mahkluk hidup.
Menurut Miller (1975), ekologi adalah ilmu mengenai
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan
tempat tinggalnya. Menurut Odum (1971) ekologi adalah suatu studi yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem. Struktur di sini menunjukan suatu
keadaan atau susunan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu.
Keadaan itu termasuk kepadatan/kerapatan, biomas, penyebaran potensi
unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang
mencirikan keadaan sistem tersebut yang kadang-kadang mengalami perubahan.
Sedangkan fungsinya menggambarkan peran setiap komponen yang ada dalam sistem
ekologi atau ekosistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana fungsi organisme di alam.
Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan
yang relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi
sebenarnya bertanya tentang berbagai hal berikut :
a.Bagaimana alam bekerja?
b.Bagaimana suatu spesies beradaptasi dalam
habitatnya?
c.Apa yang mereka perlukan dari habitatnya itu untuk
dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan?
d.Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur
hara (materi) dan energi ?
e.Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies
lainnya?
f.Bagaimana individu-individu dalam spesies itu diatur
dan berfungsi sebagai populasi, bagaimana keindahan ekosistem tercipta?
Komponen-komponen yang
ada di dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu
ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat
mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
2. Keterbatasan
ekologi
Planet bumi yang menjadi
tempat tinggal makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang biak memiliki
keterbatasan-keterbatasan dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam
perkembanganya pada organisme mengalami seleksi alam, misalnya telur ikan yang
beribu-ribu itu dari induknya, yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya
beberapa ekor saja.
3. Upaya
pelesterian lingkungan hidup
Pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Dalam proses
pembangunan itu tentu akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidup.
Pembangunan tidak saja
mendatangkan manfaat, tatapi juga membawa resiko kerusakan lingkungan. Kita
melihat di sekitar kita misalnya hutan diubah menjadi lahan sawah untuk
memproduksi bahan makanan, dengan perubahan lahan hutan menjadi lahan sawah ini
akan menggangu keseimbangan ekologi. Sungai kita bendung untuk mendapatkan
manfaat listrik, bertambahnya saluran irigasi, dan terkendalinya banjir.
Resikonya ialah tergusurnya kampung dan sawah penduduk setempat, dan punahnya
jenis hewan dan tumbuhan tertentu. Kayu di hutan kita tebang, devisa dari
ekspor kayu kita dapatkan, sebaliknya kita menghadapi resiko kepunahan hewan
dan tumbuhan, bertambahnya erosi tanah, rusaknya tata air, dan terjadinya hutan
alang-alang. Sarana transportasi kita tambah, hubungan satu tempat ke tempat
lain menjadi mudah, tetapi resikonya pencemaran udara dan kebisingan, serta
kecelakaan lalu lintas. Silahkan Anda boleh mencari contoh lain lagi dan
laporkan pada guru bina Anda.
Faktor lingkungan yang
diperlukan untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan adalah
a.Terpeliharanya proses ekologi yang esensial. Di alam
terdapat proses ekologi yang menjadi penopang kehidupan kita. Rusaknya proses
ekologi itu akan membahayakan kehidupan kita dibumi.
b.Tersedianya sumber daya cukup. Pembangunan adalah
usaha untuk dapat menaikan manfaat yang kita dapatkan dari sumber daya.
Kenaikan manfaat itu dapat kita capai dengan menggunakan lebih banyak sumber
daya, menaikkan efisiensi penggunaan sumber daya (tanpa menaikan jumlah sumber
daya yang kita pakai), dan mencari sumber daya alternatif (BBM, sumber daya
genetis, sumber daya manusia).
c.Lingkungan sosial budaya yang sesuai. Lingkungan
sosial budaya sangat penting bagi kesinambungan pembangunan, sebab pembangunan
dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial budaya
tertentu. Beberapa hal perlu diperhatikan seperti: pemerataan pembangunan,
persaingan dalam mendapat sumber daya yang dibutuhkan, pembangunan masyarakat
terasing, serta penguasaan ilmu dan teknologi.
Dalam melaksanakan
berbagai proyek pembangunan agar tidak menimbulkan dampak besar yang merugikan
lingkungan, maka dilakukan usaha-usaha antara lain:
1) Sebelum pelaksanaan pembangunan terlebih dahulu
dilakukan suatu analisis yang biasa disebut Analisis Dampak Lingkungan (ADL),
tahap ini merupakan sarana untuk memeriksa kelayakan rencana suatu proyek yang
akan dilaksanakan, seperti yang diatur oleh UU No. 4 tahun 1982 pasal 16, yang
berbunyi “setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan, wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.
2) Bagi kasus-kasus proyek yang telah jadi, digunakan
metode Analisa Manfaat dan Resiko Lingkungan (AMRIL).
3.
Keterbatasan Manusia dalam Mengelola Sumber Daya Alam
Manusia
merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali
akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara
biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik
sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama
yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula
hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat
terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan
makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap
hubungan tersebut harus berjalan selaras dan seimbang. Menurut Paula J.C dan
Jenet W.K Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi,
mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut
menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
5.1 Sumber
Daya Alam dan Landasan Kebijaksanaan
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern
merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”.
Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli
pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang
dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat
manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma
yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia
modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja
dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan
secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies
dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan
kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari manusia.
Warganegara atau masyarakat tentunya mempunyai hak
yang sama atas pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup yang baik dan
sehat. Sehingga, setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup. Selain mempunyai hak, setiap orang berkewajiban
memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan sekaligus perusakan lingkungan hidup.dari penjelasan menunjukkan
bahwa betapa pentingnya untuk terus menjaga kelestarian secara bersinergi bagi
semua pihak. Baik dari perwujudan kebijakan pemerintah dan didukung oleh
seluruh komponen masyarakat. Jika pemerintah mampu memberikan kebijakan yang
berpihak terhadap kelestarian lingkungan, maka dengan sendirinya masyarakat
juga akan mengikuti dan bahwa mendorong terwujudnya lingkungan yang lestari dan
kenyamanan.
Kelemahan manusia untuk pengelolahan sumber daya alam
pada orientasi hidup manusia modern yang cenderung materialistik dan hedonistik
juga sangat berpengaruh. Kesalahan cara pandang atau pemahaman manusia tentang
sistem lingkungannya, mempunyai andil
yang sangat besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang terjadi dunia
saat ini. Cara pandang dikhotomis yang
yang dipengaruhi oleh paham antroposentrisme yang memandang bahwa alam
merupakan bagian terpisah dari manusia dan
bahwa manusia adalah pusat dari sistem alam mempunyai peran besar
terhadap terjadinya kerusakan lingkungan. Cara pandang demikian telah
melahirkan perilaku yang eksploitatif dan tidak bertanggung jawab terhadap
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungannya. Disamping itu paham
materialisme, kapitalisme dan pragmatisme dengan kendaraan sain dan teknologi
telah ikut pula mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan baik dalam
lingkup global maupun lokal, termasuk di negara kita.
Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan
kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan
dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung
atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya
manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain
di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang
dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai
obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam
hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada
dirinya sendiri.
Sutikno
& Maryunani. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam. Malang: Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
0 Response to "Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan dan Upaya Pelestariannya"
Post a Comment