Status Sosial yang
Mempengaruhi Life Style Masyarakat Modern
(Pelapisan Sosial dan
Kesamaan Derajat)
Coba perhatikan
masyarakat di sekitar ! Ada yang miskin, kaya, buruh, pengusaha, sarjana,
tukang, dan sebagainya. Adakah perbedaan perlakuan masyarakat terhadap mereka ?
Oleh karena status, baik yang berupa harta, kedudukan atau jabatan
seringkali menciptakan perbedaan dalam menghargai seseorang. Dalam suatu
masyarakat, orang yang memiliki harta berlimpah lebih dihargai daripada orang
yang miskin. Demikian pula orang yang lebih berpendidikan dihargai lebih
daripada yang kurang berpendidikan. Atas dasar itu, kemudian masyarakat
dikelompokkelompokkan
secara vertikal atau bertingkat-tingkat sehingga membentuk lapisan-lapisan
sosial tertentu dengan kedudukannya masing-masing. Masyarakat sebenarnya telah
mengenal pembagian atau pelapisan sosial sejak dahulu dan apakah perlu status
sosial atau stratifikasi sosial di dalam masyarakat tersebut?
Pengertian
Ø
Arti
Definisi / Pengertian Status Sosial :
Status sosial adalah sekumpulan hak dan
kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton).
Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi
dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya
rendah.
Ø
Arti
Definisi / Pengertian Kelas Sosial :
Kelas sosial adalah stratifikasi sosial
menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu
meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan
seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian
individu.
Ø
Arti
Definisi / Pengertian Stratifikasi Sosial :
Stratifikasi sosial adalah pengkelasan /
penggolongan / pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya
seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada strata /
tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di
perusahaan tersebut.
Ø
Arti
Definisi / Pengertian Diferensiasi Sosial :
Diferensiasi sosial adalah pengkelasan /
penggolongan / pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya
seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama
dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan
kristen protestan.
Dasar-Dasar
Pembentukan Pelapisan Sosial
Ukuran atau kriteria
yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah
sebagai berikut.
1.
Ukuran Kekayaan
Kekayaan (materi atau
kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada
bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2.
Ukuran Kekuasaan dan Wewenang
Seseorang yang
mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas
dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran
kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang
yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain
yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan
kekayaan.
3.
Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat
terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani
atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat
tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya
kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan
berbudi luhur.
4.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan
sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati
lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur,
doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering
timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang
tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak
orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar
kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan
seterusnya.
Terjadinya Pelapisan
Sosial
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
• Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
• Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
• Terjadi dengan
Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja,
mengandung 2 sistem, yaitu:
1. Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2. Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
1. Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2. Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
Beberapa teori
tentang pelapisan social
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas (upper class).
• Kelas bawah (lower class).
• Kelas menengah (middle class).
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class).
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas (upper class).
• Kelas bawah (lower class).
• Kelas menengah (middle class).
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class).
Kesamaan Derajat
Tentang kesamaan derajat
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Kesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungankan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pelapisan sosial dan kesamaan derajat mempunyai hubungan,
kedua hal ini berkaitan satu sama lain. Pelapisan soasial berarti pembedaan
antar kelas-kelas dalam masyarakat yaitu antara kelas tinggi dan kelas rendah,
sedangkan Kesamaan derajat adalah suatu yang membuat bagaimana semua masyarakat
ada dalam kelas yang sama tiada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama
sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas
dan kalangan bawah.
Jenis-Jenis Status Sosial
1.
Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2.
Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
3.
Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial Tertutup
Adalah stratifikasi di
mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau
tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi
sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada
golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan
orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan
darah biru.
Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi sosial
terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat
berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang
lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan
dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan
serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk
mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai
banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan
bayaran / penghasilan yang tinggi.
Pengelompokkan
masyarakat secara horizontal didasarkan pada:
·
Perbedaan Ras
·
Etnis (suku bangsa)
·
Klen
·
Agama
·
Dll
Bentuk Diferensiasi Sosial
Pengelompokan masyarakat membentuk delapan kriteria diferensiasi sosial.
a) Diferensiasi Ras
b)
Diferensiasi
Suku Bangsa (Etnis)
c)
Diferensiasi
Klen (Clan)
d)
Diferensiasi
Agama
e)
Diferensiasi
Profesi (pekerjaan)
f)
Diferensiasi
Jenis Kelamin
g)
Diferensiasai
Asal Daerah
h)
Diferensiasi
Partai
Ciri-ciri Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial ditandai dengan
adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan
cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam
kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang
karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu
masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau
kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari
nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa,
kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Kemajemukan
masyarakat Indonesia terbentuk karena beberapa hal seperti:
Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu
pulau besar kecil dari barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu
kesatuan sukubangsa yang melahirkan berbagai ragam budaya.
Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik
bagi bangsa-bangsa asing datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi
(perkawinan campur) dan Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang
dan penduduk asli maupun antara kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian
membuat masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnis dan sebagainya.
Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain
menimbulkan perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal
di wilayah pedalaman cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang
tinggal di wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut.
Dapat ditarik kesimpulan dengan adanya Diferensiasi Sosial
mempengaruhi terbentuknya anekaragam budaya, misalnya : bahasa, dialek,
kesenian, arsitektur, alat-alat budaya, dsbnya.
Stratifikasi Sosial pastinya menimbulkan
efek bagi kehidupan masyarakat. Selain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam
masyarakat, juga munculnya kelas-kelas sosial atau golongan sosial.
Adanya pelapisan sosial
dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat
dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai
konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan
sendirinya.
Solusi
Status sosial di
masyarakat mempengaruhi munculnya gaya hidup tertentu dalam masyarakat, yaitu
kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas)
akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan orang
miskin (lapisan bawah) dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang
berbeda dengan orang miskin dan perlu adanya penyetaraan status agar orang
miskin(lapisan bawah) tidak dikucilkan atau di diskriminasi oleh orang
kaya(lapisan atas) agar tidak terjadi kesenjangan dalam bermasyarakat.
Masyarakat Indonesia lebih
cenderung meniru budaya asing yang masuk. marilah kita menyikapi budaya budaya
yang baru dengan bijak. Ambil dan kembangkan baiknya dan buang yang jelek. Dan
saling bersatu menjaga persatuan Indonesia tanpa membedakan ras, agama, suku,
dll. ciptakan kondisi yang nyaman, aman dan tentram dengan orang lain dan alam
sekitar.
- http://oktadwiwijaya.blogspot.co.id/2013/11/stratifikasi-sosial.html
0 Response to "Status Sosial yang Mempengaruhi Life Style Masyarakat Modern"
Post a Comment